Saksi mata E (25) mengatakan, penyanderaan terjadi saat pelaku dikejar oleh warga yang mendengar teriakan korban. Namun, tepat di depan bioskop Buaran, pelaku yang diperkirakan berumur 27 tahun tersebut langsung masuk ke dalam angkutan kota.
"Dia lari dari arah Klender, tapi sampai di depan bioskop Buaran dia langsung masuk ke dalam angkot," kata E.
Nahas, di dalam angkot tersebut ada seorang wanita dan anaknya yang masih berusia balita. Pelaku, yang ketakutan langsung menyandera ibu tersebut dengan menggunakan senjata tajam.
"Pelaku langsung nempelin pisaunya ke leher si ibu, sampai berdarah karena darahnya netes ke anaknya yang lagi digendong," jelasnya.
Menurutnya, seorang anggota polisi lalu lintas yang sedang berjaga langsung bernegosiasi. Namun, pelaku yang memiliki ciri-ciri berkulit gelap dan kurus ini malah mengancam akan membunuh korban dan anaknya.
"Dia minta kalau angkotnya jalan dan minta dibebasin," ujarnya.
Bahkan polisi sempat meminta pelaku melepaskan korban dan sanderanya diganti oleh dirinya. Tetapi, pelaku tidak mau. Dia hanya ingin bebas dan warga tidak lagi mengejarnya, namun melihat kondisi korban yang kondisinya sudah mengeluarkan darah maka terpaksa diambil tindakan.
"Waktu Polantas lagi ngobrol-ngobrol pelaku malah ngancem mau bunuh korban, waktu lagi mau nacepin pisau ada polisi yang tidak pakai seragam langsung nembak pelaku," tukasnya.
Pelaku yang mendapatkan tembakan langsung tersungkur, sementara anggota polisi berseragam langsung mengamankan korban penyanderaan. Karena terluka di leher dan mengeluarkan darah, korban serta anaknya langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Sementara, pelaku yang masih tersungkur bersimbah darah langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur guna dilakukan identifikasi.
Sumber: merdeka.com